Kamis, 11 Maret 2010 | 08.48 | 0 Comments

Khairul Tanjung Foundation

Menjelang Lima tahun bencana tsunami, Rumah Anak Madani (RAM) mengadakan acara mengenang peristiwa bencana yang telah merenggut nyawa ribuan orang itu.


RAM yang diresmikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono pada 25 tahun 2005 lalu adalah wadah penampung anak-anak yang ingin mengembangkan pendidikan.

Dibangun Di Desa Manunggal Kecamatan Helvetia Pasar VIII Desa Manunggal ini lah RAM didirikan, di atas lahan berukuran lebih kurang 3 hektar, yang terdiri dari 8 asrama yang berisikan 12 kamar di tiap-tiap asrama.

Di bawah donatur Khairul Tanjung Foundation yang juga dipimpin Khairul Tanjung yang menjabat sebagai komisaris Trans TV. Sementara Hendri sebagai Pimpinan Pelaksana Harian mengatakan bahwa di 25 Desember mendatang, RAM akan memperingati hari ulang tahunnya yang ke empat, sekalian peringatan tsunami tahun ke lima.

“Acara ini dibuat untuk mengenang peristiwa yang membekas di ingatan kita semua, sekaligus di isi dengan doa dan muhasabah. Momen ini juga diperingati sebagai HUT nya RAM yang ke empat,” katanya kepada Madani Online.

Selain korban Tsunami, sampai saat ini RAM masih merekrut anak-anak dari daerah Sumatera Utara seperti Nias, Sibolga, Madina, Serdang Bedagai, Deli Serdang, Karo, Langkat dan Dairi.

Untuk perekrutan pengurus bekerja sama dengan PMI, aparat pemerintahan dan tokoh masyarakat. Untuk penyeleksiannya sendiri bekerja sama dengan Biro Psikologi UNISBA. Pendaftaran biasanya dilakukan pada bulan Februari dan penyeleksian di bulan Maret. Targetnya adalah pada bulan Juli, anak-anak yang terpilih dapat mengikuti pelajaran sesuai dengan kurikulum.

“Untuk menjadi anak asuh RAM, mereka benar-benar anak pilihan. Maka tak heran jika di sekolah mereka termasuk anak-anak yang berprestasi,” jelasnya.

Anak-anak yang tinggal di RAM, mengikuti pelajaran sehari-hari di 8 sekolah yakni, SMPN 1 Labuhan Deli, SMP PAB, SMP Laksamana Martadinata, SMP Ar-Rahman, SMAN 1 Labuhan Deli, SMA Amanah, SMA Sinar Husni dan SMAN 3 Medan.

Lilis Ulzaiti, seorang korban tsunami Aceh lima tahun lalu yang telah kehilangan adik dan kakanya mengatakan ia sangat senang diasuh di RAM ini.

Remaja yang kini telah menjadi duduk kelas I SMA di PAB Helvetia punya cita-cita untuk melanjut ke perguruan tinggi.

“Di sini kami diasuh oleh orang tua asuh, jadi kayak ayah dan ibu sendiri. Di sini juga banyak kawan-kawan,” ungkapnya.

0 komentar:

 
Copyright © 2010 - All right reserved |
Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.