tag:blogger.com,1999:blog-12402418024184099942024-03-05T01:26:54.079-08:00Penggemar Trans TVTentang Grup Usaha Trans TV Membangun BangsaUnknownnoreply@blogger.comBlogger12125tag:blogger.com,1999:blog-1240241802418409994.post-33813894776939879792010-06-15T22:05:00.000-07:002010-06-15T22:07:03.764-07:00Wawancara si "anak ajaib"<img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 100px;" src='http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2010/06/16/3863888p.jpg'>Selalu ada aksi bisnis yang mengejutkan dari seorang Chairul Tanjung. Paling akhir pada April 2010 saat PT Trans Retail miliknya mengakuisisi 40 persen saham PT Carrefour Indonesia. Sebuah kebanggaan nasional karena sebuah perusahaan nasional mengakuisisi perusahaan multinasional.<div class="fullpost"><br />Presiden Komisaris Trans Corp, yang juga satu dari tujuh warga Indonesia yang masuk dalam daftar orang kaya sejagat versi majalah Forbes (edisi Maret 2010), ini mengakui akuisisi ini bukan semata unsur bisnis, melainkan juga ada misi idealisme di baliknya.<br /><br />”Bisa menjadi tempat untuk memasarkan produk usaha kecil dan menengah. Tentu saja produk yang masuk dalam standar kualitas yang dibutuhkan konsumen,” ujarnya. Ada 82 gerai Carrefour di 27 kota di Indonesia. Berikut petikan wawancara dengan Chairul Tanjung yang berlangsung 31 Mei di Jakarta.<br /><br />Apa misi idealisme di balik akuisisi Carrefour?<br /><br />Saya selalu percaya ada kaitan antara bisnis dan idealisme. Ada orang bilang kalau bicara bisnis ya bisnis saja, idealisme ya idealisme saja. Seperti minyak dan air. Bagi saya, bisnis dan idealisme bisa digabungkan dan kalau bisa digabungkan secara baik, maka memiliki sustainability, kemampuan bertahan jangka panjang. Ini kepercayaan yang saya anut sejak saya mulai berbisnis sampai hari ini. Makanya dalam setiap bisnis saya, selalu dibicarakan bisnisnya begini dan idealismenya begini. Jadi dengan begitu tidak perlu dipertentangkan antara bisnis dan idealisme.<br /><br />Bagaimana dengan Carrefour. Carrefour ini perusahaan ritel terbesar di Indonesia. Tahun lalu omzetnya sekitar Rp 11,7 triliun (tahun 2009). Tadinya milik asing. Buat asing orientasinya jelas, prospek ekonomi bagus, konsumen besar, stabilitas ekonomi dan politik bagus. Mereka tak peduli distribusi itu penting untuk dijadikan alat memajukan perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan rakyat. Kita lihat ritel ini sesuatu yang luar biasa. Tapi apa salahnya kita tumpangkan tanpa mengurangi bisnisnya dengan tujuan agar perekonomian nasional maju lebih baik dan sehat. Orang-orang yang selama ini belum mendapat kesempatan ke pasar, ekonomi, kemasan bisa numpang, sekaligus bermitra. Secara bisnis saya tidak merugi, tetapi secara idealisme saya bisa memberikan sesuatu kepada bangsa ini.<br /><br />Sejak kapan tebersit akuisisi Carrefour?<br /><br />Sebenarnya berpikir pun tak ada. Tidak berpikir karena Carrefour itu begitu besarnya. Carrefour ini bukan dicari, tapi mereka yang datang. Mereka sewa konsultan mencari mitra potensial yang baik dan strategis di Indonesia. Muncul 20 nama, ada kami. Menciut jadi 10, lima, dan dua ada nama kami. Mereka menjajaki kami. Saya setuju ambil alih Carrefour dengan catatan tak mau menjadi silent partner. Tak mau seperti Alibaba. Kalau mau, saya pemegang saham terbesar. Saya mau misi dan visi kita seperti pengembangan UKM, bermitra dengan pasar tradisional, hubungan dengan pemerintah pusat dan daerah, ke masyarakat kita berjalan. Juga bisa sinergi dengan usaha kita, yang ada juga bisa berjalan. Kalau mau oke, kalau tidak silakan cari mitra lain.<br /><br />Mereka lihat memang bisnis seperti begini yang perlu di Indonesia. Jika tidak sustainability, tidak berjalan. Mereka bersedia, mulai berunding harga.<br /><br />Berapa lama proses runding?<br /><br />Proses perundingan tidak lebih dari tiga bulan. Sangat cepat. Biayanya sangat murah. Tak ada fee untuk pihak ketiga. Perundingan di beberapa negara, di India, Indonesia, Perancis, tapi penandatanganan kesepakatan beli di Perancis dan di Jakarta.<br /><br />Inspirasi idealisme itu mulai dari mana?<br /><br />Saya mulai berbisnis sejak kuliah tingkat satu di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Idealisme ini muncul karena keluarga saya tidak mampu. Ibu saya harus menggadaikan kain halusnya untuk membayar kuliah. Saya tidak bisa menerima. Intinya saya harus bisa membiayai diri sendiri. Syukur, bisnis informal yang saya kerjakan (di kampus jual stiker, tas, buku, penjilidan buku) sukses, dan bertahap bisa biayai keluarga. Kesulitan keuangan, aktivitas semasa SMP, SMA, dan kuliah menjadi pendorong utama. Ada akumulasi bahwa berbisnis itu harus cari untung, cari uang. Uang penting, tapi tak segalanya. Ini membuat saya bisa akumulasikan bisnis dan idealisme ini. Pengalaman batin. Kalau saya anak orang kaya tak bisa. Saya sangat paham akan bisnis dan idealisme ini.<br /><br />Ingin menjadi penguasa?<br /><br />Saya demonstran, mahasiswa teladan, dan kini pengusaha. Sampai hari ini saya selalu bisa mengendalikan diri untuk tetap sebagai pengusaha. Walaupun dorongan dan ajakan untuk ke politik sangat kuat, syukur sampai saat ini saya bisa meyakinkan semua pihak bahwa menjadi pengusaha itu juga penting.<br /><br />Persisnya?<br /><br />Karyawan saya kini lebih dari 50.000 orang. Ini yang langsung bukan yang terafiliasi. Kalau saya tetap berusaha, lima tahun lagi bisa di atas 100.000 orang dan mungkin 10 tahun lagi menjadi 500.000 orang. Kalau saya menjadi penguasa, mungkin saya tidak bisa melakukan ini, memberikan kesejahteraan langsung bagi begitu banyak orang. Sekonkret itu. Mungkin saya bisa berbuat lewat perbaikan regulasi dan sebagainya, tetapi efek langsungnya tidak bisa. Sebagai pengusaha bisa langsung.<br /><br />Bagaimana hubungan yang pas antara pengusaha dan penguasa?<br /><br />Persisnya kita harus bicara soal Indonesia Incorporated, jangan lagi bicara bahwa saya penguasa sehingga pengusaha harus datang untuk meminta-minta dan deal-deal tertentu. Sudah lewat masa itu. Juga pengusahanya jangan berpikir harus dekat dengan pejabat atau pemerintah biar dapat konsesi, dapat monopoli. Era-era seperti ini sudah lewat. Saat ini adalah pengusaha harus bilang bahwa pemerintah tugas Anda adalah membuat regulasi yang baik agar kami para pengusaha bekerja dengan baik. Dan saya akan melakukan tugas saya sebagai pengusaha sebaiknya. Saya bisa membuat keuntungan yang besar dan bisa bayar pajak sebesar-besarnya ke negara.<br /><br />Saya akan membuat usaha ini memberikan manfaat bukan saja untuk saya, tetapi juga sebesar-besarnya bagi bangsa ini. Kalau semua bisa seiring sejalan seperti ini, maka insya Allah 10 tahun dari sekarang saya jamin Indonesia bisa sejahtera.<br /><br />Yang ada saat ini bagaimana?<br /><br />Problemnya masih ada pengusaha yang masih suka main-main dengan penguasa, minta konsesi, keistimewaan. Sementara ada juga penguasa yang senang bermain-main dengan pola itu. Nah, kalau kita bisa memutuskan mata rantai ini, sebagian permasalahan bangsa ini akan terselesaikan.<br /><br />Pandangan soal pajak?<br /><br />Bagi saya, kalau rugi memang tak perlu membayar pajak. Tetapi kalau untung, apalagi untung besar, ya harus bayar pajak. Karyawan saya saat pertama kali mendapat bonus besar diminta membayar pajak. Soalnya gaji yang diterima sudah dibayarkan pajaknya oleh perusahaan. Saat mendapat bonus saya bilang semua harus bayar pajak. Semua kaget karena selama ini pajak dibayar oleh perusahaan. Kini mereka membayar pajak.<br /><br />Usaha bisnis ini sudah sebuah imperium?<br /><br />Saya tak peduli dengan istilah atau sebutan apa. Tujuan saya pertama adalah bisa punya perusahaan yang bisa memberikan keuntungan dan maju. Dan tidak ada satu pun perusahaan dalam Trans Corp yang merugi. Kedua, perusahaan harus tumbuh dan tumbuhnya cepat. Mengapa? Karena makin tumbuh, makin banyak tenaga kerja yang bisa diserap dan bisa sejahtera. Bank Mega contohnya, setiap tahun membuka 50 sampai 100 cabang. Satu cabang butuh 30 orang. Ini baru satu perusahaan.<br /><br />Ketiga, kalau saatnya nanti perusahaan ini harus menjadi jawara, paling tidak di Indonesia. Mengapa? Sebagai persiapan pada saatnya nanti perusahaan ini harus bisa menjadi pemain global. Jangan bercita-cita menjadi pemain global kalau belum jawara di Indonesia. Jadi harus ada tahapan yang dilalui.<br /><br />Gosip, ada orang lain di belakang bisnis Chairul Tanjung?<br /><br />Ada yang bilang ini perusahaan Anthony Salim. Ada yang bilang keluarga mantan Presiden Soeharto di baliknya. Karena ada Bank Mega dibilang ada kaitan dengan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri. Juga ada kaitan dengan tentara segala. Saya pernah bilang, demi Allah tidak ada satu pun uang mereka. Kita belum dewasa. Begitu ada "anak ajaib", kita tidak percaya.</div>Unknownnoreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1240241802418409994.post-72608693210565157232010-04-16T11:14:00.001-07:002010-04-16T11:15:30.428-07:00Transritel, anak perusahan Trans Corp, mengakuisisi Carrefour di Indonesia<img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 100px;" src='http://image.tempointeraktif.com/?id=20595&width=274'>Langkah Transritel, anak perusahan Trans Corp, mengakuisisi Carrefour di Indonesia, ternyata bukan karena pertimbangan laba semata.<div class="fullpost"><br />"Keuntungan Carrefour hanya sekitar 10 persen keuntungan Trans TV," kata Chairul Tanjung, seperti dikutip Ishadi Sk, juru bicara Trans Corporation.<br /><br />Menurut Chairul, langkah itu langkah strategis bukan cuma sekadar perhitungan laba. Dengan mengakuisisi hipermarket terbesar di Indonesia itu, Trans Corp kini seperti menguasai power house. "Kalau Anda punya tanah 100 ha, Anda taruh Carrefour di tengahnya, nilai tanah itu langsung melonjak," kata pengusaha properti Para Group ini.<br /><br />Dengan akuisisi ini, Chairul juga ingin mengubah citra hipermaket asal Prancis ini menjadi lebih ramah terhadap Usaha Kecil dan Menengah. "Saya akan membuat pojok rakyat di Carrefour untuk pemasok UKM dan mereka akan dapat bantuan finansial dari Bank Mega," katanya.<br /><br />Sabtu, 17 April 2010, sekitar pukul 11.00 Chairul berencana menengok Carrefour, "Untuk pertama kalinya saya datang sebagai pemilik," kata penguasa 40 persen saham, alias singular majority ini. Chairul membeli saham Carrefour ini seharga Rp 3 triliun. </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1240241802418409994.post-10755455854993620752010-04-11T04:56:00.000-07:002010-04-11T04:57:24.308-07:00Chairul Tanjung Incar Alfa Retailindo<img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 100px;" src='http://us.detikfinance.com/images/content/2010/04/11/6/alfa1-dalam.jpg'>Pemilik Para Group Chairul Tanjung mengakui saat ini pihaknya tengah mempersiapkan diri untuk mengakuisisi PT Alfa Retailindo Tbk (ALFA), yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh PT Carrefour Indonesia.<div class="fullpost"><br />Niat pembelian Carefour ini terlontarkan Chairul saat menjawab pertanyaan salah seorang peserta seminar Pesta Wirausaha 2010 di Balai Kartini Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Minggu (11/4/2010).<br /><br />"Untuk Carefour, doakan saja," ujarnya singkat.<br /><br />Namun sayangnya, pria yang masuk dalam daftar 1.000 orang terkaya di dunia versi Majalah Forbes tersebut enggan menjelaskan lebih lanjur terkait aksi Para Group ini.<br /><br />"Kan tadi sudah saya jelaskan diatas (panggung)," ungkapnya saat dikonfirmasi detikFinance seusai acara.<br /><br />Kabar penjualan PT Alfa Retailindo Tbk (ALFA) memang tengah menjadi pembicaraan di kalangan terbatas. Carefour disebutkan siap menjual sahamnya di perusahaan ritel tersebut. Salah satu yang menjadi calon pembeli adalah Para Group yang dikapteni Chairul Tanjung.<br /><br />Meskipun masih belum diketahui alasan pasti penjualan ALFA oleh Carefour, namun kabar yang berkembang menyebut perusahaan ritel asal Prancis ini mulai gusar atas tudingan persaingan usaha tidak sehat (monopoli) yang dituduhkan kepadanya. Adapun besar kepemilikan saham Alfa yang dikuasai oleh Carrefour adalah sebesar 75%. </div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1240241802418409994.post-61167045740531825642010-03-31T04:01:00.000-07:002010-03-31T04:02:39.962-07:00Thailand-Bahrain plan for food centre<img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 100px;" src='http://tradearabia.com/source/2010/03/31/thai.gif'>Bahrain and Thailand have agreed on the establishment of a food security stockpile and distribution centre in Bahrain that will serve the GCC region, visiting Thai Prime Minister Abhisit Vejjajiva said.<div class="fullpost"><br />The centre will begin with products such as sugar and rice, but later could distribute other items, such as building materials and autoparts.<br /><br />'We hope that we can establish a commitment in terms of the supply of food, not just for Bahrain but for the Gulf states,' he told a Press conference held at the Ritz-Carlton Bahrain Hotel and Spa.<br /><br />'This is a region with substantial purchasing power and good growth prospects where we have matching of demand and supply on the issue of food and we feel we can contribute to food security in the region.'<br /><br />Thai Foreign Minister Kasit Piromya said a feasibility study for the centre would be completed in the next three to six months and by that time the amount of investment and how it would contribute to overall trade would be known.<br /><br />'Our preliminary anticipation is that we can increase trade by three or four times quite easily, because GCC countries actually import 90 per cent of their food stuff and we currently only participate less than five per cent,' he said.<br /><br />Trade between Bahrain and Thailand currently stands at $360 (BD136) million.<br /><br />Vejjajiva met the country's leadership, ministers, Bahrain Chamber of Commerce and Industry, and the Thai community during his two-day stay, which concludes tomorrow.<br /><br />He announced that Bahrain and Thailand had agreed to set up of a Joint Business Council.<br /><br />He said Thailand was also looking at issuing Islamic bonds and Bahrain was providing the country with technical assistance in this regard.<br /><br />'We are hoping to find corresponding banks between Bahrain and Thailand so that prospective investors can have access to finance,' said Vejjajiva.<br /><br />The Thai Premier said he had discussed with officials possible joint ventures in areas of agriculture and textiles, co-operation in the area of finance, as well as ongoing collaboration in education and health.<br /><br />'We are very satisfied with the progress we have made over the last year and we are confident that both countries can make good use of these agreements and explore further opportunities for investment,' he said.<br /><br />Meanwhile, the Thai Premier called on the GCC to support the country in normalising its relations with Saudi Arabia.<br /><br />'We would like to see the normalisation of relations with Saudi Arabia,' he said.<br /><br />'We are doing all we can to address the concerns of the Saudi side and we ask for the support of all the countries in the Gulf to help us achieve that objective.'<br /><br />The relations have reportedly been affected by a crime committed by a Thai national in Saudi Arabia in 1989.<br /><br />In terms of regional co-operation between the GCC and Association of Southeast Asia Nations (Asean), he said a study was underway on how a Free Trade Agreement (FTA) could be conducted between the two regions.<br /><br />He said they already had other FTAs and wanted to reach out to other partners but it would need sometime because Asean was going through a process of integration among member countries.<br /><br />'The (GCC-Asean) FTA is under study. Asean has made it our policy that we practice openness in the regional grouping,' added Vejjajiva.<br /><br />Thai Trade Representative president Kiat Sittheeamorn also attended the Press conference.<br /><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1240241802418409994.post-43386309940003702652010-03-15T10:44:00.000-07:002010-03-15T10:45:42.566-07:00Agrinex International Expo 2010<img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 100px;" src='http://jakarta.trade.gov.pl/_/pica_20100108_062359.jpg'>Vice President Boediono on Friday morning opened Agrinex International Exhibition 2010 at the Jakarta Convention Center.<div class="fullpost"><br />Rector of the Bogor Institute of Agriculture (IPB) Herry Suhardiyanto said Indonesia has great agribusiness potential and role which could be further developed towards food security and self-reliance.<br /><br />"By this event we also wish to point out that the great agribusiness potential can support the national economic development," he said.<br /><br />Chief organizer of Agrinex International Expo 2010 Rifda Amarina said compared in the past years, more participants are taking part in this year`s event.<br /><br />"Several other countries are also taking part like Poland, Turki, Italy, China, Malaysia and Singapore," he said.<br /><br />Not only that, she added, this year`s event is also attended by several observer countries like France, Peru, Sri Lanka and Kuwait.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1240241802418409994.post-20763851150929547112010-03-13T04:50:00.000-08:002010-03-13T04:52:11.345-08:00Punya US$1 M, Chaerul Tanjung Masuk Daftar Orang Terkaya Dunia<img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px;" src='http://www.inilah.com/data/berita/foto/394221.jpg'>Dengan kekayaan US$1 miliar, Chairul Tanjung, sang pemilik Grup Para, masuk ke dalam daftar 1.000 orang terkaya dunia versi Majalah Forbes.<div class="fullpost"><br />Menurut majalah tersebut, pria kelahiran 47 tahun silam tersebut, menduduki posisi 937 dari daftar 1.000 orang terkaya dunia.<br /><br />Pemilik Grup Para tersebut, menjalankan berbagai bisnis seperti jaringan televisi TransTV dan Trans7, industri keuangan melalui Bank Mega dan Mega Capital, serta bisnis retail seperti Baskin Robbins, Prada dan lainnya. Sementara proyek yang baru diselesaikannya baru-baru ini dengan mantan Wapres RI Jusuf Kalla adalah taman hiburan terbesar di Makassar, Sulawesi Selatan.<br /><br />Sebagai informasi, pada tahun 2009, Chairul juga masuk dalam daftar 40 orang terkaya di Indonesia. Ia juga pernah dinobatkan sebagai tokoh bisnis paling berpengaruh di Indonesia oleh Majalah Warta Ekonomi.</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1240241802418409994.post-90842769839669441362010-03-13T04:49:00.000-08:002010-03-13T04:50:36.982-08:00Visi 1.000 Menara Mega<img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px;" src='http://www.inilah.com/data/berita/foto/216181.jpg'>Kelompok usaha milik Chairul Tanjung membatalkan niat membeli bank seiring dengan rencana mengakuisisi media dan industri lifestyle yang memiliki jaringan global.<div class="fullpost"><br />Hal itu dikatakan Chairperson CT Corporation Chairul Tanjung seusai menjadi pembicara dalam Leadership Forum bertema Excellence in Corporate Leadership di Jakarta, kemarin seperti dikutip dari Bisnis Indonesia. "Saya tegaskan untuk financial services tak tambah lagi. Kami lebih kepada pengembangan dua institusi yang ada," ujarnya.<br /><br />Dengan dua bank yang dimiliki saat ini, PT Bank Mega Tbk dan PT Bank Mega Syariah Indonesia, dirinya memilih untuk dikembangkan secara organik dengan menambah kantor cabang. Tahun depan manajemen menargetkan pembukaan jaringan minimal 100 kantor cabang. Pada tahun ini Bank Mega telah menambah 260 kantor cabang dari target semula 250 kantor cabang.<br /><br />Adapun untuk Bank Mega Syariah, paparnya, pada tahun ini ditargetkan bisa mencapai 400 kantor cabang. Namun, untuk target pada tahun depan Chairul belum bisa menyebutkan jumlahnya. "Pembukaan kantor cabang saja membutuhkan dana sekitar Rp5 miliar-Rp6 miliar. Jadi kami konsentrasi pada pembukaan kantor cabang saja untuk mengejar visi 1.000 Menara Mega, diharapkan terealisasi pada 2015," paparnya.<br /><br />Pada tahun lalu Chairul Tanjung pernah menyampaikan rencana mengakuisisi sebuah bank berskala menengah. Dana sebesar Rp8 triliun tersedia untuk keperluan tersebut. "Bank kecil sih enggak, kalau bank menengah kami confident," katanya waktu itu.<br /><br />Namun, belakangan ini dia menyampaikan telah meraih komitmen pembiayaan dari perbankan Amerika Serikat dan Eropa sekitar US$1 miliar untuk mendanai akuisisi media dan industri lifestyle yang memiliki jaringan internasional.<br /><br />Menurut dia, perusahaan yang akan diakuisisi itu merupakan perusahaan publik. Saat ini perseroan menyeleksi sekitar lima perusahaan media global yang dijajaki untuk diakuisisi.<br /><br />CT Corporation memiliki tiga lini bisnis yaitu financial services yang berada di bawah Mega Corpora. Selanjutnya, sektor media, life style dan hiburan dikendalikan oleh Trans Corpora, serta sektor sumber daya alam yang berada di bawah CT Global Resources.<br /><br />Di bawah Mega Corpora dia memiliki Bank Mega yang dibeli Grup Para pada 1996, sebelum mengambil alih Bank Tugu pada 2001. Bank Tugu telah dikonversi menjadi bank umum syariah dan beroperasi dengan nama Bank Syariah Mega Indonesia.<br /><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1240241802418409994.post-32099042477332366132010-03-13T04:41:00.000-08:002010-03-13T04:43:04.021-08:00Grup Para: The Rising Star yang Kian Bersinar<img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px;" src='http://www.campusaccess.com/images/business-school.jpg'>Kepemimpinan bisnis Chairul Tanjung yang visioner niscaya mengantarkan sejumlah perusahaan di lingkungan Grup Para bakal masuk jajaran raksasa global dalam beberapa tahun ke depan.<div class="fullpost"><br />Sejak era reformasi bergulir, sepak terjang bisnis Chairul Tanjung banyak diperbincangkan berbagai kalangan. Ambisinya masuk ke bisnis media dengan membangun stasiun televisi PT Televisi Transformasi Indonesia atau Trans TV dinilai sangat berani. Maklum, selain industri ini sangat padat karya dan padat modal, juga ranah bisnis baru bagi Chairul. Lebih dari Rp 500 miliar digelontorkan Chairul untuk membangun Trans TV.<br /><br />Seiring masuk bisnis media, bisnis properti yang telah cukup lama digelutinya juga makin ekspansif. Lewat PT Para Bandung Propertindo, ia mengembangkan Bandung Supermall, pusat perbelanjaan papan atas di Bandung, dengan investasi Rp 99 miliar.<br /><br />Aksi bisnis kelahiran Jakarta 16 Juni 1962 ini makin ekspansif. Pebisnis yang dikenal ulet dan trengginas ini pada 2006 membeli 49% saham TV7 dari tangan Jakoeb Oetama, pemilik gurita bisnis Kelompok Kompas Gramedia.<br /><br />Ia juga merambah binis gaya hidup dengan mengakuisisi PT Mahagaya Perdana yang memegang sejumlah merek internasional, antara lain Mango, Escada, Etienne Aigner dan Prada. Belum cukup rupanya, ia juga mengakuisisi Baskin & Robbins dan membeli hak lisensi Coffee Bean. Lalu, menutup tahun 2009, ia meresmikan megaproyek Trans Studio Theme Park di Makassar. Pusat hiburan berkonsep theme park indoor yang terbesar di Asia dengan investasi Rp 1 triliun ini merupakan kombinasi model Universal Studio dan Disneyland yang dikembangkan Chairul bergandengan dengan kelompok usaha milik mantan Wapres Jusuf Kalla.<br /><br />Dengan berbagai aksi bisnisnya tersebut, Chairul yang oleh kalangan dekatnya akrab disapa CT ini sering dijuluki the rising star dalam peta baru pengusaha besar nasional. Lompatan bisnisnya yang spektakuler menjadikan pilar bisnisnya berkembang dan menggurita ke berbagai sektor. Dari leveransir sepatu, bisnis awal yang ditekuninya pada paruh 1980-an, kini ia menggenggam kerajaan bisnis yang meliputi keuangan, media, ritel, fashion, properti hingga energi.<br /><br />Total aset Grup Para pada 2008 diperkirakan mencapai Rp 34,55 triliun. Harta kekayaan pribadi lulusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia yang tidak sekalipun pernah buka praktik ini ditaksir mencapai lebih dari Rp 2,8 triliun, sehingga Majalah Forbes menempatkan CT di peringkat 18 orang terkaya di negeri ini. “Konglomerat yang sedang rising star, ya Grup Para,” kata Thomas Wibisono dari Pusat Data Business Indonesia.<br /><br />Kalau ditelisik, Grup Para memiliki tiga lini bisnis. Pertama, financial services di bawah payung Mega Corpora. Kedua, sektor media, gaya hidup dan hiburan yang dikendalikan Trans Corpora. Ketiga, sektor sumber daya alam, infrastruktur dan properti di bawah CT Global Resources. Di bidang keuangan, Bank Mega yang ditargetkan pada 2012 memiliki 500 cabang, juga ditargetkan CT 10 tahun ke depan akan masuk Fortune Global 500.<br /><br />“Semua perusahaan kami sudah memiliki future plan. 10 tahun, 20 tahun, sudah kami buat plan-nya. Yang jelas di bidang sales services kami akan menjadi salah satu the big player in this country. Kami satu-satunya kelompok usaha yang punya financial services lengkap, kami punya bank konvensional, bank syariah, asuransi jiwa, asuransi umum, perusahaan sekuritas dan tiga perusahaan pembiayaan,” papar CT.<br /><br />Ya , selain mengendalikan Bank Mega, CT juga memiliki Bank Mega Syariah. Juga masuk ke bisnis pembiayaan lewat PT Para Multifinance, PT Mega Central Finnace, dan PT Mega Oto Finance. Di bisnis asuransi, ia mengibarkan PT Mega Insurance.<br /><br />Dalam pandangan Theodore S. Pribadi, Direktur Andrew Tani & Co., dalam lima tahun terakhir, Grup Para memfokuskan energi dan sumber dayanya untuk semakin memantapkan dua pilar bisnisnya, yaitu media dan keuangan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa tonggak pengembangan (milestone) seperti penghargaan yang diraih oleh Bank Mega sebagai Best Public Company di sektor perbankan, dan Bank Service Excellence.<br /><br />Di samping itu, Trans Corpora juga berhasil memantapkan eksistensinya dilihat dari penghargaan yang diraih, Asian Television Award dengan kategori Best Reality Program; pengembangan quality management system yang berhasil memperoleh ISO 9001:2000; pengembangan in-house production hingga 80%; dan akuisisi TV7 yang kini menjadi Trans 7. “Dalam industri pertelevisian Trans Corpora pun mendapatkan pengakuan sebagai perusahaan media yang inovatif dan menguntungkan,” ungkap Theodore.<br /><br />Menurutnya, sebagai bagian dari komitmen terus mengembangkan usahanya di industri media, Trans Corpora juga tertarik membeli Grup Jawa Pos dan masuk ke media online. Kabarnya, CT tengah mengincar detik.com. Sementara itu, lewat CT Global Resources, CT terus berkomitmen dalam mengembangkan sumber daya energi (pertambangan, hydropower, geothermal, biofuel); perkebunan (kelapa sawit, karet, gula); dan infrastruktur.<br /><br />Dalam pandangannya, kepemimpinan dan perspektif visioner CT masih berperan penting dalam pengembangan ketiga pilar bisnisnya. “Ambisi Chairul Tanjung adalah terus mengembangkan ketiga pilarnya tersebut dengan menjadikan Bank Mega sebagai bank terbesar di Indonesia Timur dengan membangun 200 kantor baru di wilayah itu dalam waktu tiga tahun mendatang, menjadikan Trans Corpora sebagai industri media terbesar di Indonesia, dan terus mengembangkan sektor energi,” papar Theodore.<br /><br />Reportase: Tutut Handayani, Siti Ruslina, dan Kristiana Anissa<br /><br />Riset: Ratu Nurul Hanifah<br /><br /><a href="http://swa.co.id/2010/01/grup-para-the-rising-star-yang-kian-bersinar/">Source</a></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1240241802418409994.post-39047222576514515172010-03-11T08:50:00.000-08:002010-03-11T08:52:36.136-08:00Chairul Tanjung<img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px;" src='http://rihathg.files.wordpress.com/2007/12/chairultanjung.jpg'>Chairul Tanjung (lahir di Jakarta, 16 Juni 1962; umur 47 tahun) adalah pemilik sekaligus Komisaris Utama Para Group. Bidang bisnisnya yaitu keuangan, properti, dan multimedia. Majalah Warta Ekonomi menganugerahi Chairul Tanjung sebagai salah seorang tokoh bisnis paling berpengaruh di tahun 2005.<div class="fullpost"><br />Di bidang keuangan, ia mengambil alih Bank Karman dan mengganti namanya menjadi Bank Mega. Kini bank tersebut menjadi salah satu bank papan atas. Hingga September 2005, Bank Mega memiliki nilai buku aset mencapai Rp 1,5 triliun. Tahun 2005 lalu sejumlah investor asing dari Eropa dan Amerika Serikat sudah mengajukan surat resmi untuk membeli saham Bank Mega seharga tiga kali lipat dari nilai bukunya. Selain bank, Chairul juga memiliki perusahaan sekuritas dan mulai merambah bisnis asuransi jiwa dan kerugian.<br /><br />Di bisnis properti, Chairul mempunyai kompleks pertokoan Bandung Supermal. Mal seluas 3 hektar ini menghabiskan dana sekitar Rp 99 miliar. Rencananya, di sisa lahan seluas 8 hektar ia akan membangun hotel, restoran, dan bangunan pendukung lainnya.<br /><br />Bisnis Chairul yang paling berhasil adalah Trans TV dengan 21 menara yang mencakup seluruh Jawa, sebagian Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, dan Papua.<br /><br />Terakhir, melalui Para Group, Chairul melebarkan bisnisnya di media pertelevisian dengan membeli TV7 dan mengubah namanya menjadi Trans7.<br /><br />Selain menjabat sebagai Komisaris Utama Para Group, Chairul Tanjung juga sempat aktif di dunia olahraga. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI).</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1240241802418409994.post-84768102504465973292010-03-11T08:48:00.000-08:002010-03-11T08:49:51.574-08:00Khairul Tanjung Foundation<img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px;" src='http://tradearabia.com/source/2010/03/06/Saudib.gif'>Menjelang Lima tahun bencana tsunami, Rumah Anak Madani (RAM) mengadakan acara mengenang peristiwa bencana yang telah merenggut nyawa ribuan orang itu.<div class="fullpost"><br />RAM yang diresmikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono pada 25 tahun 2005 lalu adalah wadah penampung anak-anak yang ingin mengembangkan pendidikan.<br /><br />Dibangun Di Desa Manunggal Kecamatan Helvetia Pasar VIII Desa Manunggal ini lah RAM didirikan, di atas lahan berukuran lebih kurang 3 hektar, yang terdiri dari 8 asrama yang berisikan 12 kamar di tiap-tiap asrama.<br /><br />Di bawah donatur Khairul Tanjung Foundation yang juga dipimpin Khairul Tanjung yang menjabat sebagai komisaris Trans TV. Sementara Hendri sebagai Pimpinan Pelaksana Harian mengatakan bahwa di 25 Desember mendatang, RAM akan memperingati hari ulang tahunnya yang ke empat, sekalian peringatan tsunami tahun ke lima.<br /><br />“Acara ini dibuat untuk mengenang peristiwa yang membekas di ingatan kita semua, sekaligus di isi dengan doa dan muhasabah. Momen ini juga diperingati sebagai HUT nya RAM yang ke empat,” katanya kepada Madani Online.<br /><br />Selain korban Tsunami, sampai saat ini RAM masih merekrut anak-anak dari daerah Sumatera Utara seperti Nias, Sibolga, Madina, Serdang Bedagai, Deli Serdang, Karo, Langkat dan Dairi.<br /><br />Untuk perekrutan pengurus bekerja sama dengan PMI, aparat pemerintahan dan tokoh masyarakat. Untuk penyeleksiannya sendiri bekerja sama dengan Biro Psikologi UNISBA. Pendaftaran biasanya dilakukan pada bulan Februari dan penyeleksian di bulan Maret. Targetnya adalah pada bulan Juli, anak-anak yang terpilih dapat mengikuti pelajaran sesuai dengan kurikulum.<br /><br />“Untuk menjadi anak asuh RAM, mereka benar-benar anak pilihan. Maka tak heran jika di sekolah mereka termasuk anak-anak yang berprestasi,” jelasnya.<br /><br />Anak-anak yang tinggal di RAM, mengikuti pelajaran sehari-hari di 8 sekolah yakni, SMPN 1 Labuhan Deli, SMP PAB, SMP Laksamana Martadinata, SMP Ar-Rahman, SMAN 1 Labuhan Deli, SMA Amanah, SMA Sinar Husni dan SMAN 3 Medan.<br /><br />Lilis Ulzaiti, seorang korban tsunami Aceh lima tahun lalu yang telah kehilangan adik dan kakanya mengatakan ia sangat senang diasuh di RAM ini.<br /><br />Remaja yang kini telah menjadi duduk kelas I SMA di PAB Helvetia punya cita-cita untuk melanjut ke perguruan tinggi.<br /><br />“Di sini kami diasuh oleh orang tua asuh, jadi kayak ayah dan ibu sendiri. Di sini juga banyak kawan-kawan,” ungkapnya. <br /><br /></div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1240241802418409994.post-14036757129494779182009-03-13T04:38:00.000-07:002010-03-13T04:40:45.206-08:00Grup Para Bidik Agribisnis<img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px;" src='http://www.inilah.com/data/berita/foto/206411.jpg'>Ekspansi bisnis Grup Para belum berhenti. Setelah membeli Teve Tujuh (Trans Tujuh), kini Para Grup menjajaki pelebaran bisnis di sektor perkebunan dan pertanian.<div class="fullpost"> Komisaris Utama Para Group Chairul Tanjung mengatakan seluruh dana yang digunakan untuk ekspansi itu berasal dari kas internal.<br /><br />"Dana internal selalu siap, kalau ada yang jual kita beli," ujar Chairul usai paparan Visi Indonesia 2030 di Bursa Efek Jakarta (BEJ), Selasa (25/6).</div>Unknownnoreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1240241802418409994.post-15176995920527094472007-10-24T05:23:00.000-07:002007-10-24T05:41:27.983-07:00Kapan Yah Trans Air Mengudara???<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAS7N28Qc4kSZTPtZFR8PItYalsCgpVZVi6dmiISW7aPlwA-X2ImpkKl94eJbK-9Nlyq7vvcbj_APBaOdQz1YMSF2LJXAourYV3Zh-XWqG4B8cdTu3UK5zxoz-bibIb63qF3ExSrotER4/s1600-h/4178857897.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAS7N28Qc4kSZTPtZFR8PItYalsCgpVZVi6dmiISW7aPlwA-X2ImpkKl94eJbK-9Nlyq7vvcbj_APBaOdQz1YMSF2LJXAourYV3Zh-XWqG4B8cdTu3UK5zxoz-bibIb63qF3ExSrotER4/s320/4178857897.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5124881243694144786" /></a>Setelah menguasai bisnis keuangan dan media, Para Group milik Chairul Tanjung mulai terjun ke penerbangan, perkebunan, gaya hidup, dan hiburan. Modal siapa di balik ekspansi agresif itu? <br /><br /><br />PADA mulanya Chairul Tanjung hanya seorang dokter gigi lulus an Universitas Indonesia yang banting setir menjadi pengusaha sepatu. Ia bukan saudagar kesohor, bukan pula anak konglomerat ternama. Namanya baru mencuat tatkala ia memiliki Bank Mega pada 1996. <br /><br /><br />Ketika konglomerat bertumbang an dihantam krisis pada 1998, garis tangan Chairul berubah. Bisnis anak Jakarta ini justru menjulang. Sekarang pria 45 tahun itu menjadi buah bibir di kalangan pengusaha nasional. <br /><br /><br />Sayap bisnisnya berkembang cepat. Ia bukan lagi cuma memiliki Bank Mega, Bandung Super Mall, serta Trans TV dan Trans-7, melainkan sudah lebih luas. Ia merambah bisnis jasa keuangan, media dan gaya hidup, properti, perkebunan, energi, serta pertambangan. Chairul sangat agresif dan giat mencari peluang baru, menurut Ishadi, bekas orang pemerintah yang kini Direktur Utama Trans TV. <br /><br /><br />Belum lama ini, Chairul ”menjelma” menjadi distributor produk-produk retail bergengsi di Indonesia. Chairul telah mengakuisisi PT Mahagaya Perdana, distributor merek terkenal seperti Mango, Prada, Escada, Gucci, Hugo Boss, Alfred Dunhill, dan Ettiene Aig ner. Ia akan menantang Mitra Adi Perkasa yang selama ini menjadi penguasa bisnis itu.<br /><br /><br />Ia juga masuk ke bisnis makanan-minuman dengan membeli lisensi kafe ternama Coffee Bean dan es krim berkelas Baskin-Robbins. ”Dalam setahun banyak sekali perusahaan diakuisisi,” kata seorang karyawan divisi jasa ke uangan grup itu yang mengaku heran dengan pesatnya bisnis bosnya. <br /><br /><br />Sekarang grup ini sedang menggodok rencana baru prestisius: melebarkan sayap dan menjadi pemain kunci di kawasan Asia. Pada tahap awal, nama induk usaha Grup Para akan diubah jadi Chairul Tanjung Corporation (CT Corp.) agar lebih mudah dikenal. Tahun depan nama baru itu kabarnya diluncurkan. <br /><br /><br />Bersamaan dengan perubahan nama, beberapa proyek raksasa dimatangkan jajaran petinggi kelompok bisnis ini. Di antaranya membangun maskapai pener bangan, perkebunan seluas 500 ribu hektare, energi listrik, pertambangan, serta pusat hiburan terbesar di Indonesia timur. <br /><br /><br />Untuk bisnis penerbangan, menurut Chaeral Tanjung, salah satu petinggi di kelompok bisnis ini, pihaknya sedang mempersiapkan keuangan, operasionalisasi, sumber daya manusia, dan keamanannya. ”Pokoknya, kami tak akan tampil seperti maskapai sekarang,” kata adik Chairul tersebut. Maksudnya, ia tak mau hadir sebagai maskapai yang banyak masalah seperti banyak maskapai sekarang ini. <br /><br /><br />Dengan bendera Trans-Air, mereka membidik segmen khusus, yakni kelas eksekutif. Tarifnya dipatok dua kali lipat lebih mahal dari harga tiket Garuda Indonesia. Misalnya, tiket Garuda Rp 1 juta, maka Trans-Air akan mematok harga Rp 2 juta. ”Itu sesuai dengan layanan berkelas Concorde yang akan ditawarkan,” kata sumber di Grup Para. ”Slogannya, kalau terbang tidak naik Trans-Air, tidak keren gitu deh.” <br /><br /><br />Di Makassar, Chairul sedang membangun proyek hiburan terpadu. Kawasan wisata bernama Trans Studio Resort Makassar senilai Rp 1 triliun dibangun di lahan seluas 12,7 hektare. Di proyek ini, ia bekerja sama dengan Grup Kalla. Mereka akan menampilkan berbagai atraksi permainan ala Disneyland. <br /><br /><br />Bukan cuma di Makassar, Chairul mulai menjamah kawasan lain di Sulawesi hingga Kalimantan. Di sana ia mengejar mimpi besar menjadi pemain baru perkebunan—seperti Sinar Mas atau Raja Garuda Mas. Targetnya menguasai 500 ribu hektare dengan investasi tri liunan rupiah. Ia pernah berasumsi, untuk lahan seluas 200 ribu hektare saja, diperlukan dana Rp 5 triliun. <br /><br /><br />Di belahan bumi Sumatera dan Jawa Barat, bekerja sama dengan PT Pertami na, dua tahun lalu ia berniat membangun tiga pembangkit listrik tenaga panas bumi senilai US$ 1,5 miliar. Sayangnya, sampai sejauh ini kontrak kerja sama itu belum jelas tindak lanjutnya. ”Itu tak batal, tapi masih dijajaki,” kata Ishadi. <br /><br /><br />Siapa mesin uang di balik investasi raksasa Chairul? Banyak mata melirik pada kedekatannya dengan Anthoni Salim, pemilik Grup Salim yang kesohor itu. Apalagi Chairul memang bekerja sama dengan Grup Salim di sejumlah bisnis, misalnya di perusahaan investasi Singapura, Asia Medic, yang mereka akuisisi tahun lalu. <br /><br /><br />Chairul memang kelihatan bersama Anthoni Salim ketika bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menyampaikan visi Indonesia 2030, Maret lalu. Adakah dana Anthoni yang dikelola Chairul selama ini? <br /><br /><br />Ketika soal sumber dana ekspansi ini dikonfirmasikan kepada Chairul, ia tegas membantahnya. Ia menampik keras sebutan operator Grup Salim. ”Saya bisa berhasil karena kerja keras,” kata Chairul dalam sebuah wawancara dengan Tempo beberapa waktu lalu. <br /><br /><br />Namun seorang eksekutif Grup Para menyebutkan bahwa Salim sesungguhnya memiliki belasan persen saham Bank Mega. Itu terjadi saat bank ini menawarkan saham perdana tujuh tahun lalu. Tapi peran Salim dalam pengembangan Para ditolak mentah-mentah oleh Ishadi dan Direktur Utama Bank Mega Yungki Setiawan. Menurut mereka, Chairul mudah mendapatkan dana karena bisnisnya berkembang baik. Ada saja institusi keuangan dunia yang menawarkan dana kepada Grup Para, seperti Citigroup dan JP Morgan. ”Chairul dikenal sebagai golden boy atau anak emas,” kata Ishadi. ”Di Singapura saja ia gampang cari dana murah.” <br /><br /><br />Siapa pun penyokong dana grup ini, yang jelas bisnisnya sudah menggurita. Saking banyaknya aset, menurut Ishadi, Grup Para perlu mengkonsolidasi diri dalam tiga fokus bisnis. Pertama, jasa keuangan, dinaungi oleh Mega Global Finance. Itu mencakup Bank Mega, Bank Syariah Mega, Mega Capital, Mega Insu rance, Mega Life, dan Para Financing. <br /><br /><br />Kedua, bidang media, gaya hidup, dan hiburan, yang dipayungi Trans Corpora. Ini meliputi Trans TV, Trans-7, Trans Lifestyle, Mahagaya, PT Bara Bali, serta properti seperti Bandung Super Mall dan Batam Indah Investindo. Sedangkan ketiga, CT Global Resources, yang membawahkan perkebunan, energi, dan pertambangan. <br /><br /><br />Ekspansi usaha ini ditujukan untuk menciptakan sinergi positif. Itu sudah terbukti di Bank Mega, yang sukses mendongkrak pertumbuhan bisnis secara signifikan. Bank ini sepuluh tahun lalu cuma bank kecil beraset ratusan miliar rupiah, tapi sekarang sudah beraset Rp 30 triliun. <br /><br /><br />Program sinergi juga dijalankan di Bank Mega. Dengan Mega Life dan Mega Capital, misalnya, ia menciptakan produk investasi berbiaya murah, tapi menarik karena berasuransi. Melalui Trans TV, Bank Mega membombardir pemirsa dengan iklan tabungan berhadiah. Sedangkan dengan Mahagaya dan Coffee Bean, mereka memberikan diskon khusus bagi pemilik kartu kredit Bank Mega. <br /><br /><br />Bahkan bukan cuma dengan sesama anak usaha mereka bermitra. Dengan grup besar lain pun Grup Para menjalin kerja sama. Misalnya dengan Sinar Mas di Mega Life, dengan Gramedia di Trans-7, atau dengan Grup Kalla di Trans-Makassar, juga dengan Grup Salim ”Sekarang ini memang eranya bersinergi jika tak mau tenggelam,” kata Yungki. <br /><br /><br />Dengan sinergi itu pula Chairul memasang target tinggi bagi semua anak usaha. Bank Mega, kata Yungki, sudah ditargetkan naik peringkat dari posisi ke-12 saat ini menjadi 5 bank teratas nasional sepuluh tahun lagi. Artinya, dengan memperhitungkan sejarah pertumbuhan 10-20 persen, total asetnya diperkirakan menyentuh Rp 200 triliun dalam satu dekade mendatang. <br /><br /><br />Melihat ambisi besarnya, menurut eksekutif Grup Para, Chairul yang juga Ketua Yayasan Forum Indonesia ini sangat mungkin mewujudkan mimpinya pada 2030, yaitu CT Corp. masuk 30 perusahaan Indonesia di daftar 500 perusahaan besar dunia versi majalah Fortune. ”Jika sudah berniat, ia bertekad mewujudkannya,” kata eksekutif ini.<br /><br /><br />Asalkan itu dicapai lewat proses bisnis yang sehat, jauh dari kolusi ala Orde Baru, pasti banyak orang ikut bangga.Unknownnoreply@blogger.com0