Rabu, 31 Maret 2010 | 04.01 | 0 Comments

Thailand-Bahrain plan for food centre

Bahrain and Thailand have agreed on the establishment of a food security stockpile and distribution centre in Bahrain that will serve the GCC region, visiting Thai Prime Minister Abhisit Vejjajiva said.


The centre will begin with products such as sugar and rice, but later could distribute other items, such as building materials and autoparts.

'We hope that we can establish a commitment in terms of the supply of food, not just for Bahrain but for the Gulf states,' he told a Press conference held at the Ritz-Carlton Bahrain Hotel and Spa.

'This is a region with substantial purchasing power and good growth prospects where we have matching of demand and supply on the issue of food and we feel we can contribute to food security in the region.'

Thai Foreign Minister Kasit Piromya said a feasibility study for the centre would be completed in the next three to six months and by that time the amount of investment and how it would contribute to overall trade would be known.

'Our preliminary anticipation is that we can increase trade by three or four times quite easily, because GCC countries actually import 90 per cent of their food stuff and we currently only participate less than five per cent,' he said.

Trade between Bahrain and Thailand currently stands at $360 (BD136) million.

Vejjajiva met the country's leadership, ministers, Bahrain Chamber of Commerce and Industry, and the Thai community during his two-day stay, which concludes tomorrow.

He announced that Bahrain and Thailand had agreed to set up of a Joint Business Council.

He said Thailand was also looking at issuing Islamic bonds and Bahrain was providing the country with technical assistance in this regard.

'We are hoping to find corresponding banks between Bahrain and Thailand so that prospective investors can have access to finance,' said Vejjajiva.

The Thai Premier said he had discussed with officials possible joint ventures in areas of agriculture and textiles, co-operation in the area of finance, as well as ongoing collaboration in education and health.

'We are very satisfied with the progress we have made over the last year and we are confident that both countries can make good use of these agreements and explore further opportunities for investment,' he said.

Meanwhile, the Thai Premier called on the GCC to support the country in normalising its relations with Saudi Arabia.

'We would like to see the normalisation of relations with Saudi Arabia,' he said.

'We are doing all we can to address the concerns of the Saudi side and we ask for the support of all the countries in the Gulf to help us achieve that objective.'

The relations have reportedly been affected by a crime committed by a Thai national in Saudi Arabia in 1989.

In terms of regional co-operation between the GCC and Association of Southeast Asia Nations (Asean), he said a study was underway on how a Free Trade Agreement (FTA) could be conducted between the two regions.

He said they already had other FTAs and wanted to reach out to other partners but it would need sometime because Asean was going through a process of integration among member countries.

'The (GCC-Asean) FTA is under study. Asean has made it our policy that we practice openness in the regional grouping,' added Vejjajiva.

Thai Trade Representative president Kiat Sittheeamorn also attended the Press conference.

Selengkapnya...

Senin, 15 Maret 2010 | 10.44 | 0 Comments

Agrinex International Expo 2010

Vice President Boediono on Friday morning opened Agrinex International Exhibition 2010 at the Jakarta Convention Center.


Rector of the Bogor Institute of Agriculture (IPB) Herry Suhardiyanto said Indonesia has great agribusiness potential and role which could be further developed towards food security and self-reliance.

"By this event we also wish to point out that the great agribusiness potential can support the national economic development," he said.

Chief organizer of Agrinex International Expo 2010 Rifda Amarina said compared in the past years, more participants are taking part in this year`s event.

"Several other countries are also taking part like Poland, Turki, Italy, China, Malaysia and Singapore," he said.

Not only that, she added, this year`s event is also attended by several observer countries like France, Peru, Sri Lanka and Kuwait.
Selengkapnya...

Sabtu, 13 Maret 2010 | 04.50 | 0 Comments

Punya US$1 M, Chaerul Tanjung Masuk Daftar Orang Terkaya Dunia

Dengan kekayaan US$1 miliar, Chairul Tanjung, sang pemilik Grup Para, masuk ke dalam daftar 1.000 orang terkaya dunia versi Majalah Forbes.


Menurut majalah tersebut, pria kelahiran 47 tahun silam tersebut, menduduki posisi 937 dari daftar 1.000 orang terkaya dunia.

Pemilik Grup Para tersebut, menjalankan berbagai bisnis seperti jaringan televisi TransTV dan Trans7, industri keuangan melalui Bank Mega dan Mega Capital, serta bisnis retail seperti Baskin Robbins, Prada dan lainnya. Sementara proyek yang baru diselesaikannya baru-baru ini dengan mantan Wapres RI Jusuf Kalla adalah taman hiburan terbesar di Makassar, Sulawesi Selatan.

Sebagai informasi, pada tahun 2009, Chairul juga masuk dalam daftar 40 orang terkaya di Indonesia. Ia juga pernah dinobatkan sebagai tokoh bisnis paling berpengaruh di Indonesia oleh Majalah Warta Ekonomi.
Selengkapnya...

Visi 1.000 Menara Mega

Kelompok usaha milik Chairul Tanjung membatalkan niat membeli bank seiring dengan rencana mengakuisisi media dan industri lifestyle yang memiliki jaringan global.


Hal itu dikatakan Chairperson CT Corporation Chairul Tanjung seusai menjadi pembicara dalam Leadership Forum bertema Excellence in Corporate Leadership di Jakarta, kemarin seperti dikutip dari Bisnis Indonesia. "Saya tegaskan untuk financial services tak tambah lagi. Kami lebih kepada pengembangan dua institusi yang ada," ujarnya.

Dengan dua bank yang dimiliki saat ini, PT Bank Mega Tbk dan PT Bank Mega Syariah Indonesia, dirinya memilih untuk dikembangkan secara organik dengan menambah kantor cabang. Tahun depan manajemen menargetkan pembukaan jaringan minimal 100 kantor cabang. Pada tahun ini Bank Mega telah menambah 260 kantor cabang dari target semula 250 kantor cabang.

Adapun untuk Bank Mega Syariah, paparnya, pada tahun ini ditargetkan bisa mencapai 400 kantor cabang. Namun, untuk target pada tahun depan Chairul belum bisa menyebutkan jumlahnya. "Pembukaan kantor cabang saja membutuhkan dana sekitar Rp5 miliar-Rp6 miliar. Jadi kami konsentrasi pada pembukaan kantor cabang saja untuk mengejar visi 1.000 Menara Mega, diharapkan terealisasi pada 2015," paparnya.

Pada tahun lalu Chairul Tanjung pernah menyampaikan rencana mengakuisisi sebuah bank berskala menengah. Dana sebesar Rp8 triliun tersedia untuk keperluan tersebut. "Bank kecil sih enggak, kalau bank menengah kami confident," katanya waktu itu.

Namun, belakangan ini dia menyampaikan telah meraih komitmen pembiayaan dari perbankan Amerika Serikat dan Eropa sekitar US$1 miliar untuk mendanai akuisisi media dan industri lifestyle yang memiliki jaringan internasional.

Menurut dia, perusahaan yang akan diakuisisi itu merupakan perusahaan publik. Saat ini perseroan menyeleksi sekitar lima perusahaan media global yang dijajaki untuk diakuisisi.

CT Corporation memiliki tiga lini bisnis yaitu financial services yang berada di bawah Mega Corpora. Selanjutnya, sektor media, life style dan hiburan dikendalikan oleh Trans Corpora, serta sektor sumber daya alam yang berada di bawah CT Global Resources.

Di bawah Mega Corpora dia memiliki Bank Mega yang dibeli Grup Para pada 1996, sebelum mengambil alih Bank Tugu pada 2001. Bank Tugu telah dikonversi menjadi bank umum syariah dan beroperasi dengan nama Bank Syariah Mega Indonesia.

Selengkapnya...

Grup Para: The Rising Star yang Kian Bersinar

Kepemimpinan bisnis Chairul Tanjung yang visioner niscaya mengantarkan sejumlah perusahaan di lingkungan Grup Para bakal masuk jajaran raksasa global dalam beberapa tahun ke depan.


Sejak era reformasi bergulir, sepak terjang bisnis Chairul Tanjung banyak diperbincangkan berbagai kalangan. Ambisinya masuk ke bisnis media dengan membangun stasiun televisi PT Televisi Transformasi Indonesia atau Trans TV dinilai sangat berani. Maklum, selain industri ini sangat padat karya dan padat modal, juga ranah bisnis baru bagi Chairul. Lebih dari Rp 500 miliar digelontorkan Chairul untuk membangun Trans TV.

Seiring masuk bisnis media, bisnis properti yang telah cukup lama digelutinya juga makin ekspansif. Lewat PT Para Bandung Propertindo, ia mengembangkan Bandung Supermall, pusat perbelanjaan papan atas di Bandung, dengan investasi Rp 99 miliar.

Aksi bisnis kelahiran Jakarta 16 Juni 1962 ini makin ekspansif. Pebisnis yang dikenal ulet dan trengginas ini pada 2006 membeli 49% saham TV7 dari tangan Jakoeb Oetama, pemilik gurita bisnis Kelompok Kompas Gramedia.

Ia juga merambah binis gaya hidup dengan mengakuisisi PT Mahagaya Perdana yang memegang sejumlah merek internasional, antara lain Mango, Escada, Etienne Aigner dan Prada. Belum cukup rupanya, ia juga mengakuisisi Baskin & Robbins dan membeli hak lisensi Coffee Bean. Lalu, menutup tahun 2009, ia meresmikan megaproyek Trans Studio Theme Park di Makassar. Pusat hiburan berkonsep theme park indoor yang terbesar di Asia dengan investasi Rp 1 triliun ini merupakan kombinasi model Universal Studio dan Disneyland yang dikembangkan Chairul bergandengan dengan kelompok usaha milik mantan Wapres Jusuf Kalla.

Dengan berbagai aksi bisnisnya tersebut, Chairul yang oleh kalangan dekatnya akrab disapa CT ini sering dijuluki the rising star dalam peta baru pengusaha besar nasional. Lompatan bisnisnya yang spektakuler menjadikan pilar bisnisnya berkembang dan menggurita ke berbagai sektor. Dari leveransir sepatu, bisnis awal yang ditekuninya pada paruh 1980-an, kini ia menggenggam kerajaan bisnis yang meliputi keuangan, media, ritel, fashion, properti hingga energi.

Total aset Grup Para pada 2008 diperkirakan mencapai Rp 34,55 triliun. Harta kekayaan pribadi lulusan Kedokteran Gigi Universitas Indonesia yang tidak sekalipun pernah buka praktik ini ditaksir mencapai lebih dari Rp 2,8 triliun, sehingga Majalah Forbes menempatkan CT di peringkat 18 orang terkaya di negeri ini. “Konglomerat yang sedang rising star, ya Grup Para,” kata Thomas Wibisono dari Pusat Data Business Indonesia.

Kalau ditelisik, Grup Para memiliki tiga lini bisnis. Pertama, financial services di bawah payung Mega Corpora. Kedua, sektor media, gaya hidup dan hiburan yang dikendalikan Trans Corpora. Ketiga, sektor sumber daya alam, infrastruktur dan properti di bawah CT Global Resources. Di bidang keuangan, Bank Mega yang ditargetkan pada 2012 memiliki 500 cabang, juga ditargetkan CT 10 tahun ke depan akan masuk Fortune Global 500.

“Semua perusahaan kami sudah memiliki future plan. 10 tahun, 20 tahun, sudah kami buat plan-nya. Yang jelas di bidang sales services kami akan menjadi salah satu the big player in this country. Kami satu-satunya kelompok usaha yang punya financial services lengkap, kami punya bank konvensional, bank syariah, asuransi jiwa, asuransi umum, perusahaan sekuritas dan tiga perusahaan pembiayaan,” papar CT.

Ya , selain mengendalikan Bank Mega, CT juga memiliki Bank Mega Syariah. Juga masuk ke bisnis pembiayaan lewat PT Para Multifinance, PT Mega Central Finnace, dan PT Mega Oto Finance. Di bisnis asuransi, ia mengibarkan PT Mega Insurance.

Dalam pandangan Theodore S. Pribadi, Direktur Andrew Tani & Co., dalam lima tahun terakhir, Grup Para memfokuskan energi dan sumber dayanya untuk semakin memantapkan dua pilar bisnisnya, yaitu media dan keuangan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa tonggak pengembangan (milestone) seperti penghargaan yang diraih oleh Bank Mega sebagai Best Public Company di sektor perbankan, dan Bank Service Excellence.

Di samping itu, Trans Corpora juga berhasil memantapkan eksistensinya dilihat dari penghargaan yang diraih, Asian Television Award dengan kategori Best Reality Program; pengembangan quality management system yang berhasil memperoleh ISO 9001:2000; pengembangan in-house production hingga 80%; dan akuisisi TV7 yang kini menjadi Trans 7. “Dalam industri pertelevisian Trans Corpora pun mendapatkan pengakuan sebagai perusahaan media yang inovatif dan menguntungkan,” ungkap Theodore.

Menurutnya, sebagai bagian dari komitmen terus mengembangkan usahanya di industri media, Trans Corpora juga tertarik membeli Grup Jawa Pos dan masuk ke media online. Kabarnya, CT tengah mengincar detik.com. Sementara itu, lewat CT Global Resources, CT terus berkomitmen dalam mengembangkan sumber daya energi (pertambangan, hydropower, geothermal, biofuel); perkebunan (kelapa sawit, karet, gula); dan infrastruktur.

Dalam pandangannya, kepemimpinan dan perspektif visioner CT masih berperan penting dalam pengembangan ketiga pilar bisnisnya. “Ambisi Chairul Tanjung adalah terus mengembangkan ketiga pilarnya tersebut dengan menjadikan Bank Mega sebagai bank terbesar di Indonesia Timur dengan membangun 200 kantor baru di wilayah itu dalam waktu tiga tahun mendatang, menjadikan Trans Corpora sebagai industri media terbesar di Indonesia, dan terus mengembangkan sektor energi,” papar Theodore.

Reportase: Tutut Handayani, Siti Ruslina, dan Kristiana Anissa

Riset: Ratu Nurul Hanifah

Source
Selengkapnya...

Kamis, 11 Maret 2010 | 08.50 | 0 Comments

Chairul Tanjung

Chairul Tanjung (lahir di Jakarta, 16 Juni 1962; umur 47 tahun) adalah pemilik sekaligus Komisaris Utama Para Group. Bidang bisnisnya yaitu keuangan, properti, dan multimedia. Majalah Warta Ekonomi menganugerahi Chairul Tanjung sebagai salah seorang tokoh bisnis paling berpengaruh di tahun 2005.


Di bidang keuangan, ia mengambil alih Bank Karman dan mengganti namanya menjadi Bank Mega. Kini bank tersebut menjadi salah satu bank papan atas. Hingga September 2005, Bank Mega memiliki nilai buku aset mencapai Rp 1,5 triliun. Tahun 2005 lalu sejumlah investor asing dari Eropa dan Amerika Serikat sudah mengajukan surat resmi untuk membeli saham Bank Mega seharga tiga kali lipat dari nilai bukunya. Selain bank, Chairul juga memiliki perusahaan sekuritas dan mulai merambah bisnis asuransi jiwa dan kerugian.

Di bisnis properti, Chairul mempunyai kompleks pertokoan Bandung Supermal. Mal seluas 3 hektar ini menghabiskan dana sekitar Rp 99 miliar. Rencananya, di sisa lahan seluas 8 hektar ia akan membangun hotel, restoran, dan bangunan pendukung lainnya.

Bisnis Chairul yang paling berhasil adalah Trans TV dengan 21 menara yang mencakup seluruh Jawa, sebagian Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, dan Papua.

Terakhir, melalui Para Group, Chairul melebarkan bisnisnya di media pertelevisian dengan membeli TV7 dan mengubah namanya menjadi Trans7.

Selain menjabat sebagai Komisaris Utama Para Group, Chairul Tanjung juga sempat aktif di dunia olahraga. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PB PBSI).
Selengkapnya...

Khairul Tanjung Foundation

Menjelang Lima tahun bencana tsunami, Rumah Anak Madani (RAM) mengadakan acara mengenang peristiwa bencana yang telah merenggut nyawa ribuan orang itu.


RAM yang diresmikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono pada 25 tahun 2005 lalu adalah wadah penampung anak-anak yang ingin mengembangkan pendidikan.

Dibangun Di Desa Manunggal Kecamatan Helvetia Pasar VIII Desa Manunggal ini lah RAM didirikan, di atas lahan berukuran lebih kurang 3 hektar, yang terdiri dari 8 asrama yang berisikan 12 kamar di tiap-tiap asrama.

Di bawah donatur Khairul Tanjung Foundation yang juga dipimpin Khairul Tanjung yang menjabat sebagai komisaris Trans TV. Sementara Hendri sebagai Pimpinan Pelaksana Harian mengatakan bahwa di 25 Desember mendatang, RAM akan memperingati hari ulang tahunnya yang ke empat, sekalian peringatan tsunami tahun ke lima.

“Acara ini dibuat untuk mengenang peristiwa yang membekas di ingatan kita semua, sekaligus di isi dengan doa dan muhasabah. Momen ini juga diperingati sebagai HUT nya RAM yang ke empat,” katanya kepada Madani Online.

Selain korban Tsunami, sampai saat ini RAM masih merekrut anak-anak dari daerah Sumatera Utara seperti Nias, Sibolga, Madina, Serdang Bedagai, Deli Serdang, Karo, Langkat dan Dairi.

Untuk perekrutan pengurus bekerja sama dengan PMI, aparat pemerintahan dan tokoh masyarakat. Untuk penyeleksiannya sendiri bekerja sama dengan Biro Psikologi UNISBA. Pendaftaran biasanya dilakukan pada bulan Februari dan penyeleksian di bulan Maret. Targetnya adalah pada bulan Juli, anak-anak yang terpilih dapat mengikuti pelajaran sesuai dengan kurikulum.

“Untuk menjadi anak asuh RAM, mereka benar-benar anak pilihan. Maka tak heran jika di sekolah mereka termasuk anak-anak yang berprestasi,” jelasnya.

Anak-anak yang tinggal di RAM, mengikuti pelajaran sehari-hari di 8 sekolah yakni, SMPN 1 Labuhan Deli, SMP PAB, SMP Laksamana Martadinata, SMP Ar-Rahman, SMAN 1 Labuhan Deli, SMA Amanah, SMA Sinar Husni dan SMAN 3 Medan.

Lilis Ulzaiti, seorang korban tsunami Aceh lima tahun lalu yang telah kehilangan adik dan kakanya mengatakan ia sangat senang diasuh di RAM ini.

Remaja yang kini telah menjadi duduk kelas I SMA di PAB Helvetia punya cita-cita untuk melanjut ke perguruan tinggi.

“Di sini kami diasuh oleh orang tua asuh, jadi kayak ayah dan ibu sendiri. Di sini juga banyak kawan-kawan,” ungkapnya.

Selengkapnya...

  • Trans TV. ...
  • Gedung...

Arsip Blog

 
Copyright © 2010 - All right reserved |
Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.